Summary
“Hidup di mana kau harus memanggil pria yang kau benci selamanya sebagai suamimu… sungguh menyedihkan.” Ujung jari lembut yang dulu digunakan Francis untuk mengusap wajah sang ayah kini mencengkeram leher ramping putrinya. “Tidak… ngh…” Barbiena menundukkan kepala, menutupi wajahnya sambil terisak. “Kumohon lepaskan aku, Yang Mulia…” Namun, gemetar itu hanya akting—untuk menyembunyikan kenikmatan yang terselip di antara